Rohis Membina Generasi Berkualitas
Islamedia - Mengulas kembali berita mengejutkan sekaligus menggelitik dari internet. Yaitu beberapa waktu lalu terjadi penggerebekan pengajian Islam oleh Polri, TNI maupun Satpol PP di salah satu rumah warga di Mojokerto. Maraknya aksi-aksi teroris dan mencuatnya isu kasus NII (Negara Islam Indonesia) membuat mereka semakin waspada terhadap pengajian Islam. Pengajian rutin tiap pekan yang diwajibkan bagi kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera) ini memunculkan kecurigaan mereka. Betapa lucunya, mereka menggerebek pengajian yang membahas program kerja PKS serta materi peningkatan sendi-sendi keimanan umat muslim. Disinyalir kejadian ini hanya salah paham saja. Bermula dari laporan salah satu warga yang tidak suka terhadap pengajian itu. Walhasil Polri, TNI dan Satpol PP pun kecelek]1 karena yang digerebek ternyata orang-orang dan anggota dewan yang mereka kenal.
Bertolak dari kejadian tersebut, kita menyadari bahwa penerimaan masyarakat sangat minim terhadap ajaran Islam yang benar. Muslim berjenggot dicap sebagai pengikut aliran sesat. Muslimah berjilbab lebar dipandang sebelah mata. Sedangkan wanita yang memakai rok pendek dianggap lumrah dan wajar. Ironis sekali. Persepsi masyarakat yang salah disebabkan rendahnya pemahaman ilmu agama Islam yang benar. Mereka belum bisa membedakan benar dan salah. Ibadah yang mereka lakukan selama ini pun mungkin hanya meniru kebiasaan turun-temurun dari moyang, tanpa mengerti esensi ibadah sesungguhnya. Tragis. Sesuatu yang benar dianggap tabu. Sedangkan persepsi dan tindakan salah tetap dilestarikan.
Salah satu cara meluruskan pemahaman keliru terhadap ajaran agama dengan berdakwah. Bisa dimulai di lembaga-lembaga pendidikan. Rohis atau Rohaniawan Islam mulai menjamur di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi sebagai kegiatan ekstra agama. Melalui Rohis, siswa dan mahasiswa digembleng menjadi pribadi berimtaq, intelek serta bermutu. Banyak juga kegiatan sosial yang diselenggarakan Rohis sekolah dan kampus sehingga sensitivitas dan kepedulian mereka terhadap problem sesama pun meningkat.
Sayang sekali tak semua siswa dan mahasiswa menerima dengan positif. Banyak cacian miring menerpa aktivis Rohis ketika berlayar di lautan dakwah. Kampungan dan tidak gaul. Kata-kata itu sudah biasa menghiasi telinga mereka. Jilbab besar yang dipakai muslimah menutup aurat selalu menjadi pembicaraan. Seolah-olah penampilan dan kegiatan yang mereka lakukan untuk menegakkan khilafah Islam sudah ketinggalan zaman.
Zaman sekarang ini banyak yang pandai ilmu eksakta tetapi tak mengerti ajaran agama. Pemberian pendidikan formil tidak seimbang kadarnya dengan pendidikan agama. Kondisi ini memunculkan manusia-manusia pandai yang sombong, manusia-manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Cepat atau lambat hal ini memicu kehancuran bangsa.
Kejayaan suatu bangsa mampu terwujud ketika sumber daya alam melimpah dipadu sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ditentukan pendidikan formil dan non formil sejak dini. Pendidikan formil diperoleh di sekolah. Sedangkan pendidikan non formil tentang karakter dan intelektualitas rohani didapat dari keluarga. Bagi mereka yang semasa anak-anak kurang mendapat perhatian penuh dalam hal pemahaman agama, bisa mulai memperbaiki dan mendalami ajaran Islam melalui kegiatan Rohis sekolah atau kampus. Jadi peran Rohis sangat berpengaruh sekali terhadap peningkatan kualitas imtaq generasi penerus bangsa.
Oleh : Yuni Marda Nurika
Penulis adalah seorang Bidan
Tulisan ini di ikut sertakan dalam lomba menulis Islamedia : Rohis Mengawal Moral Bangsa
Setuju sekali makanya gegabah sekali ada sebuah media televisi (MetroTV) menyatakan bahwa ROHIS merupakan benih benih teroris. Padahal alumni ROHIS itu banyak yg menjadi "orang" dan turut membangun bangsa ini. Contohnya Ust.Ahmad heryawan yang sekarang menjadi Gubernur dgn 70 penghargaan yg telah didapatnya dan ini sangat langka sekali seorang gubernur dgn segudang prestasi dan itu dilahirkan dari ROHIS
BalasHapus