Kamis, 20 September 2012

Jokowi-Basuki Berhasil Membangun Citra


Jokowi-Basuki Berhasil Membangun Citra
Fabian Januarius Kuwado | Kistyarini | Jumat, 21 September 2012 | 07:38 WIB















KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Simpatisan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menjual baju khas pasangan calon tersebut di Jalan Yusuf Adiwinata, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2012). Dari hasil penjualan baju ini sebagian keuntungan digunakan untuk biaya kampanye pasangan calon tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2012 telah selesai. Pada berbagai hitung cepat, pasangan nomor urut tiga, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, unggul atas rivalnya, pasangan nomor urut satu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Lalu apa faktor yang membuat suara Jokowi-Basuki melambung?
Toto Izul Fatah, Direktur Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia, mengungkapkan, pasangan Jokowi-Basuki sukses membangun citra positif pada publik DKI. Terbukti dari survei LSI yang menunjukkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra itu memiliki selisih keunggulan 7-8 persen atas rivalnya.
"Jokowi berhasil membangun figur sebagai orang polos, sederhana, merakyat, dan agak sedikit terzalimi. Apalagi dengan melihat perolehan suara seperti ini," ujar Toto seusai konferensi pers hitung cepat yang dilakukan LSI di kantornya, Kamis (20/9/2012).
Dalam survei hitung cepat tersebut, LSI juga mendapatkan hasil bahwa tingkat golput dalam putaran kedua mengalami penurunan dari 37 persen ke 35 persen. Menurut Toto, 2 persen pemilih yang sebelumnya golput mengarahkan suaranya kepada Jokowi-Basuki. Salah satu faktor migrasi suara itu adalah ketertarikan pemilih terhadap karakter Jokowi-Basuki.
"Kalau dalam analisis survei, 2 persen itu sebagai pelawan halus terhadap incumbent. Di satu sisi dia belum ketemu calon yang lebih hebat. Ada juga yang akhirnya kepincut," tuturnya.
Namun, Toto menegaskan, seharusnya citra yang bagus memiliki sinergi dengan program kebijakan. Menurutnya, pasangan pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki pencitraan positif dan memiliki program kebijakan yang bagus pula. Pasalnya, tak semua pemimpin yang memiliki rencana kebijakan yang bagus, punya citra yang bagus pula.
Kondisi seperti itulah yang membuat Jokowi dan Basuki dianggap memiliki beban berat jika angka hitung cepat tak berubah signifikan. Pasangan yang memiliki slogan Jakarta Baru itu harus mampu memenuhi harapan publik DKI mengurai benang kusut permasalahan di Ibu Kota.
Dalam hasil hitung cepat LSI, pasangan nomor urut satu, yaitu Foke-Nara meraih 46,32 persen. Sementara rivalnya, pasangan nomor urut tiga, Jokowi-Basuki, menang dengan mendapat 53,68 persen. Persentase tersebut didapat dari 350 TPS yang tersebar dan dipilih secara acak di DKI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar